ANGGUR BARU Edisi XII Desember 1996 - Januari 1997
Bagian I

PERAYAAN dan MAKNANYA


Daftar Isi

Membaca AB XII Bagian II

Kembali ke Daftar AB

Ke HomePage PMK-IPB


Berita Selengkapnya :

Editorial

Syalo..m. Telah sekian lama waktu kita berlalu, saat ini, anggur baru hadir kembali di tengah-tengah kita dalam suasana Natal di tahun 1996 ini. Saya percaya kehadiran Anggur Baru kali ini akan membuat suasana Natal anda lebih semarak dan lebih hangat. Perjalanan satu tahun tentunya patut disyukuri karena kita mempunyai segudang pengalaman yang unik serta hal-hal yang membuat kita selalu ingin mengingat Tuhan dalam hidup kita. Hanya kasih dan karunia Tuhanlah yang memungkinkan Anggur Baru kali ini eksis dalam mengemban misinya sebagai salah satu media yang ditunggu-tunggu banyak kalangan meskipun dengan penampilannya yang begitu sederhana. Untuk edisi ini Anggur Baru mencoba mengangkat tema "Perayaan dan Maknanya" yang akan membantu kita melihat dan merenungi akan arti perayaan-perayaan yang kita lakukan selama ini. Kita akan mencoba berpikir, untuk apa kita mengeluarkan tenaga dan materi yang tidak begitu sedikit kalau memang arti perayaan yang kita lakukan itu terasa tersamar-samar, dan bukan lagi membantu kita dalam menemukan rencana Tuhan dalam hidup kita.

Untuk edisi mendatang, redaksi Anggur Baru akan mencoba memperbaiki segala kekurangan sebisa mungkin dan redaksi juga berencana untuk meminta bebrapa orang dari saudara yang mau berkomitmen menjadi penulis setia Anggur Baru setiap edisi. Saudara bisa menghubungi Lindur (0251-329143) atau redaksi yang lain untuk mendaftarkan diri. Adapun rubrik yang diisi adalah Artikel Utama dan cerpen yang selama ini kurang begitu lancar.

Untuk penerbitan Anggur Baru edisi mendatang akan dilaksanakan bulan Februari dengan tema "Kampus Idaman". Penekanan tema ini adalah agar kita bisa sadar akan misi, visi dan tujuan kita di IPB dan tanpa merasa kecil hati karena kita ditempatkan di IPB dengan begitu polosnya.

Akhirnya seluruh redaksi keluarga besar Anggur Baru mengucapkan "Selamat Natal & Tahun Baru 1997" semoga damai sejahtera Natal akan tetap memenuhi kita semua. (Amin ... Redaksi)

Aku mau bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kekuatan, berkat, serta kehidupan yang penuh kasih

Kembali ke Daftar Isi


Ruang Pembinaan

(Sudahkah Anda Ambil Bagian ?)

PERAYAAN

Tuhan menjawabnya : "...Engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, ... tetapi hanya satu yang perlu." (Lukas 10:24)

Hari-hari berlalu begitu cepatnya dengan rangkaian yang akan kita lakukan rutin maupun insidentil. Tanpa terasa kita telah sampai di akhir Tahun 1996, khususnya bulan Desember ini, kita mo' siap-siapin diri untuk merayakan Natal apalagi buat kita-kita yang terlibat di kepanitiaan, baik Natal Civa, Gereja, gimana nih persiapannya .... Tentunya sie Dana juga kudu kerja keras nih buat numpukin rupiah ngebiayain perayaan ini.

Marilah kita berhenti sejenak dari kesibukan-kesibukan kita, coba tuk merenungkan apa sebenarnya makna perayaan ini. Biasanya kalau udah mo dekat-dekat Paskah, Natal itu boleh deh sibuk-sibuk buat nyiapin , tapi khan kita harus ambil "maknanya" dari perayaan-perayaan itu. Bukan meriahnya suatu perayaan yang dipakai Tuhan sebagai standard pelayanan kita, tapi sebenarnya inti dari suatu perayaan adalah ungkapan rasa syukur dan berterima kasih kepadaNya atas semua yang telah Dia berikan buat kita, yang pada perayaan Ntal ini kita akan merasakan kembali bahwa Allah Bapa mengutus "seseorang" yang dapat menyelamatkan dunia. Dan ini merupakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa.

Kehadiran Kristus di atas bumi ini merupakan rencana dan anugerah Allah yang begitu besar, Kristus telah mengemban amanat agung Allah Bapa yang menjadi karya amat besar untuk dunia, yaitu sebagai karya penebusan ini malah membuat kita stress mikirin kepanitiaan kita yang kerjanya belum kelar-kelar juga, sementara hari H-nya udah dekat.

Kesibukan-kesibukan kita seperti dikejar-kejar waktu bahkan saat teduh kita juga jadi nggak senikmat dulu lagi. Sudahkan kita mengucapkan syukur dan berterimakasih kepadaNya kalo Yesus telah mo datang ke dunia ini ? Ataukah keluh kesah atau gerutu dan omelan yang kita persiapkan dan persembahkan kepada Tuhan Yesus sebagai tanda terima kasih kita ?

Masih ingat khan kisah tentang Maria dan Marta dari Injil Lukas 10 : 38 - 42. Kisahnya begini : Waktu Yesus dan murid-muridNya dalam perjalanan, mereka tiba di sebuha kampung dan seorang wanita bernama Marta menerima Dia dan murid-muridNya di rumahnya. Marta punya saudara bernama Maria, dan saat itu Maria duduk dekat Yesus dan terus mendengarkan perkataanNya, sedangkan Marta sibuk sekali melayani. Sepertinya Marta kesal dan mendekati Yesus dan berkata : "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa Saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri ? Suruhlah dia membantu aku". Tapi Tuhan menjawabnya, "Marta, Marta engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara .... tetapi hanya stau saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya.

Dari sini bisa kita lihat sendiri, kita belajar bahwa Tuhan Yesus memuji Maria yang duduk tekun mendengarkan Yesus daripada Marta yang bersibuk ria untuk menjamu Yesus dan murid-muridNya. Dalam perayaan-perayaan kita juga bisa meniru Maria, tapi bila kita telah berkomitmen untuk ikut serta buat pelayan di perayaan-perayaan. Natal ini adalah ungkapan syukur kita. Allah telah memberikan kepada diri Saudara dan Saya sebuah hadiah terbaik di dunia ini, yaitu Yesus Kristus yang terbungkus di palungan dalam kandang domba. Ingat kembali ! Kelahiran Yesus ke dunia ini begitu sederhana. Lahir di Betlehem hanya disambut para gembala dan orang Majus. Begitu rendah hati Dia, Anak Raja segala Raja mau lahir di kandang domba. Ini baik untuk kita renungkan sekali lagi, kita yang mengaku diri Kristen berarti pengikut Kristus. Kita meneladaniNya dengan kerendahan hatiNya, kasihNya melayani sesama kita dengan mo peduli dengan sesama kita supaya semua orang merasakan kasih Tuhan dan memuliakanNya. Gemerlap dan meriahnya pesta dan gedung yang indah, gaun yang bagus dan mahal, sementara banyak saudara kita yang makan sehari-hari saja susah. Kita nggak boleh lupa dan menutup mata. Semua itu adalah nyata. Amat baik dalam perayaan Natal kita, jika berbagi kasih dengan anak-anak Panti asuhan, gelandangan dan pengemis. Biar mereka juga penuh suka cita seperti kelahiran Kristus juga bersama-sama orang hina, yang dianggap rendah masyarakat. Yang terlebih dari semua itu adalah kasih kita, kesiapan kita menyambut Kristus lebih dari sekedar menyambut seorang tamu yang sangat istimewa di hati kita.

Mengucap syukur secara pribadi buat keselamatan dari padaNya, panjatkan doa kita buat mendukung pelayanan saudara kita, bila kita memang bersatu hati bersama untuk menyambutNya.

Kembali ke Daftar Isi


Merry Christmas

(Sesuatu yang membawa sukacita dan Damai sejahtera)

Menyambut Natal 1996, kita-kita diramaikan oleh dengung Natal. Mengadakan acara Perayaan Pasakah, berbeda dengan Natal. Biasanya Natal dirayakan lebih meriah. So.... dalam persiapan Natal ini ada pertanyaan dari saudara kita yang cukup menggugah hati kita "Perlukah berhura-hura dalam merayakan Natal ?".

Sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa dalam menyelenggarakan sebuah hajat, dibutuhkan sejumlah dana yang dapat dikatakan tidak sedikit. Akan tetapi marilah kita kembali kepada pertanyaan sederhana tetapi cukup menyentuh tadi dan merenungkan sebentar saja.......

Yesus datang ke dunia dengan penuh kesederhanaan. Lahir di kandang domba dan dibesarkan di keluarga tukang kayu. KehidupanNya banyak terlibat dengan orang-orang kecil, baik nelayan, pengemis yang buta maupun orang Samaria. Dalam menjalankan "tugasNya", Dia rela difitnah, disiksa, dicerca dan akhirnya wafat di kayu salib. Di saat-saat terakhir, semua murid-muridNya meninggalkanNya, bahkan Petrus, mengingkari dan menyangkal Dia. Benar-benar manusiawi ! Padahal, andai Dia mau, Allah Bapa pasti bisa menologn Dia, secara langsung misalnya mengirim sejumlah bala tentara surga. Tidak mustahil bukan ? Kesederhanaan sebagai manusia sungguh-sungguh Dia tunjukkan dalam menjalankan tugas BapaNya. Semua yang Ia lakukan hanya demi keselamatan kita, padahal siapakah manusia, sehingga Ia mengingatnya (Lihat Mazmur 8 : 5).

Secara logis wajarlah bila kita sangat berbahagia dengan penyelamatana Allah dalam diri Yesus Kristus. Wajar pula kita mewujudkan kegembiraan itu melalui sebuah perayaan, apalagi ini setahun sekali. Akan tetapi seperti pertanyaan di atas perlukah berhura-hura dalam merayakan Natal ? Sementara di satu pihak masih ada yang jangankan merayakan Natal, untuk mencari nafkah pun sulit, berpikir keras, Apa yang akan dimakan besok ? Dengan apa kubayar SPP anak-anakku ? Dan segudang pertanyaan lain yang memusingkan kepala. Dan di pihak lain kita berpesta dalam merayakan Natal.. Mengulurkan sejumlah uang yang mungkin akan lebih berarti bila digunakan untuk menolong mereka.

Mungkin apa yang dikemukakan di atas terlalu idealis. tetapi adakah sudut hati kita tersentuh melihat kontradiksi tersebut ? Sebaiknya perlu dipikirkan mengenai pengalihan bentuk perayaan Natal akan tidak berkesan hura-hura. Bukankah tidak hanya kita saja yang boleh merasakan damai dan kegembiraan Natal ? Anyway, Merry Christmas to all of you members of PMK. May Christmas's peace and hapiness be with you today and always, whenever and wherever you're ! (Red - Tim bahan KPP)

Kembali ke Daftar Isi


Artikel Utama

PENYERAHAN DIRI DALAM KEDAULATAN TUHAN
Menghancurkan Kekhawatiran

Selama perang Korea berlangsung ribuan anak yang masih kecil menjadi yatim karena ditinggal mati orang tua mereka. Banyak badan sosial yang berusaha untuk memberi mereka makan, pakaian dan juga tempat tinggal. Para pekerja di salah satu badan sosial itu mengamati bahwa meskipun anak-anak itu dicukupi kebutuhan fisiknya, tetapi mereka tetap masih merasa gelisah pada waktu malam. Semua usaha untuk menenangkan mereka tidak membawa hasil sama sekali. Akhirnya salah seorang pekerja melontarkan gagasannya. Setiap anak diberi sepotong roti tambahan pada saat mereka merebahkan diri di atas tempat tidur. Sebagian besar di antara pekerja yang laintidak setuju sebab mereka menganggap bahwa itu bukan hal yang baik. Mereka berpikir bahwa dengan memberikan tambahan sepotong roti tidak dapat menolong anak-anak itu.

Memang, pada kenyataannya, anak-anak itu tidak lapar dan sebagian besar dari mereka tidak memakan rotinya tetapi hanya menggenggamnya erat-erat sepanjang malam hari. Namun sepotong roti dalam genggaman setiap anak itu ternyata membawa pengaruh yang luar biasa. Anak-anak itu dapat beristirahat tenang sekali. Kemudian pekerja tadi menerangkan hal itu sebagai berikut : "Anak-anak ini telah lama kehilangan pengharapan, sehingga meskipun kebutuhan makan mereka dicukupi dengan baik setiap hari, mereka tetap tidak mempunyai kepercayaan bahwa mereka dapat makan keesokan paginya. Sepotong roti di tangan mereka setiap malam itu meyakinkan diri mereka bahwa akan ada banyak makanan untuk dimakan pada hari berikutnya..." (Sketsa Kehidupan, hal 129-130).

Menyoroti ilustrasi di atas mungkin kita akan bersyukur karena nasib kita tidak seperti anak-anak korban perang tersebut. Tetapi bila kita mau jujur, kita tidak dapat menutup mata, bahwa kondisi kita sesungguhnya persis sama dengan anak-anak itu. Sering merasa gelisah, khawatir dan takut. Dalam bukunya yang berjudul "Emosi dalam Kehidupan", Sue Burnham mengatakan bahwa Tuhan mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk merasa khawatir akan keadaan jasmani kita. Dalam satu segi kecemasan adalah hentakan yang membangunkan kita dari tidur untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menunggu. Firman Tuhan mendorong kita untuk memperhatikan (cemas akan) orang lain, bukan diri pribadi saja (I Korintus 12 : 25, Filipi 2 : 20).

Akan tetapi kecemasan mempunyai potensi untuk mendominasi kehidupan kita pula. Alkitab berkata "Kekhawatiran dalam hati membungkukkan orang" (Amsal 12 : 25). Dengan demikian tidaklah heran bila seseorang yang cemas akan selalu letih. energi untuk bekerja dan menikmati hidup terbuang percuma oleh rasa cemas, otot menegang, denyut jantung bertambah cepat, dan perut sesak. Dalam kondisi sistem tubuh bekerja keras, efisiensi kerja otak berkurang. Dan pikiran yang menakutkan mengganggu konsentrasi. Banyak hal yang dapat menyebabkan kita cemas : Nilai-nilai ujian, penelitian, rapat-rapat kepanitiaan, kesehatan, hubungan dengan orang tua, teman, atau pacar, bahkan penampilan pribadi untuk tampil baik di hadapan masyarakat.

Cemas adalah ungkapan perasaan tubuh. Perasaan takut menghadapi masalah atau kesulitan. Tetapi justru iman kita diuji setiap kali menghadapi kesulitan.

Kita masing-masing mengalami kesulitan dalam bentuk yang beraneka ragam. Pencobaan yang kita alami dapat berfungsi seperti lampu jalan yang mengarahkan kita kepada Tuhan. Balasan sikap berserah kepada Tuhan ini terasa jauh ke lubuk hati ; yaitu dalam bentuk penghiburan Roh Kudus yang mengaliri jiwa dan pikiran kita, menenangkan hati kita. Kita perlu memiliki sifat berserah pada keyakinan Roh Kudus, kita menjadi sempurna dalam kedewasaan.

Melewatkan waktu bersama Tuhan setiap hari, sanggup menenagkan hati yang cemas. Kekhawatiran sehar-hari pudar karena Dia memenuhi kebutuhan jiwa kita. Berebekal keyakinan akan kasih Allah serta harga diri yang pasti di hadapan Allah, tugas-tugas kita menjadi lebih mudah. Yesus menawarkan rasa aman kepada kita, tidak dengan melakukan kewajiban, tetapi dengan menunjukkan sumber rasa aman itu, yaitu hubungan yang berharga serta abadi dengan Yesus sendiri.

Secara praktis, bagaimana kita dapat mengalahkan rasa takut, bimbang dan kekhawatiran kita ?

  1. Setiap hari lewatkan waktu bersama dengan Tuhan dengan membaca Alkitab, merenungkannya dan berdoa. tuhan berkata "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau dengan tangan kananku yang membawa kemenangan" (Yesaya 41 : 10).
  2. Gantikan pemikiran yang menakutkan dengan salah satu janji Tuhan seperti berikut :
  3. Buatlah rencana dengan cermat. Tentukan tujuan yang realistik. Kemudian yakinlah akan janji-janji Allah.
  4. Carilah sumber konflik apa saja yang belum terselesaikan dan hadapilah persoalan itu. "Sebab Allah memberikan kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuasaan, kasih, dan ketertiban" (II Timotius 1 : 7).

Dengan mengalihkan perhatian kepada janji penyertaan Tuhan, maka berarti kita mulai meninggalkam perasaan yang sia-sia dan sepenuhnya berserah diri kepada kedaulatan Tuhan. Tidaka akan ada lagi kegalauan, karena perasaan yang diombang-ambingkan oleh emosi, tetapi sebaliknya muncul rasa percaya dan iman yang teguh karena kita membiarkan sepenuhnya Roh Kudus bekerja atas hidup kita. Pada kondisi seperti itulah, kita layak menerima predikat baru : "Anak-anak yang berpengharapan". Dengan iman pula pengharapan akan diubahkan menjadi kenyataan.

Kelahiran Kristus, menunjuk kepada kelahiran Manusia Sejati jelmaan Allah Sejati. Dan pada saat kelahiran terjadi bukan pengharapan akan penyelamatan Allah yang dipikulkan kepadaNya tetapi penggenapan pengharapan itu sendiri.

Putra Allah yang menjadi manusia di mata Allah hendak menunjukkan bahwa ada jalan keluar dari dosa termasuk semua perasaan takut, bimbang dan kegentaran kita.

Jadi kini, apakah yang kurang lagi pada diri kita ? Masihkah kita hidup dalam kegentaran, kecemasan yang berkelebihan dan berkepanjangan ? Mulailah dengan menilai diri kita sebagai mahluk yang rohani, mahluk yang hidup dalam kedaulatan Allah. jadi pengharapan diri kita adalah Yesus Kristus. Di dalam Dia kita melihat diri kita jauh lebih baik daripada jalan yang kita tentukan sendiri, di jalan yang tidak berpengharapan.

Inilha saatnya bagi kita untuk kembali merenung, betapa kita adalah anak-anak yang sangat berbahagia di dalam Tuhan. Kalau dulu mungkin Natal sekedar menjadi tradisi tahunan, namun kini mau ditunjukkan pada kita arti Natal yang sesungguhnya, yaitu penggenapan dan pengharapan kehidupan orang-orang yang terpanggil menurut rencanaNya. Di dalam pengharapan itu kita boleh bermegah karena Allah sanggup meluruskan pandangan hidup yang sia-sia, yang sering merasa takut, bimbang dan gelisah. Selamat Natal ! (Glen)

Kembali ke Daftar Isi


Wawancara #1

Jessy Christina .S.B.Y Hutagalung

(mantan Ketua Panitia Natal CIVA 1995 dan

mantan Wakord Sie Acara Panitia Natal 1993)

Natal adalah hadiah terindah yang Allah Bapa berikan kepada kita, umatNya. Pada saat Natal-lah, awal dari janji-janji Allah akan kedatangan Sang Mesias, Juru Selamat kita terwujud dan dinyatakan atas kita. Natal kemudian dirangkai dengan kisah kehidupan Yesus yang lain. Amanat Natal selalu membawa damai sejahtera, sukacita, meneduhkan jiwa, dan menyembuhkan luka. Nah .... bagaimana kita menciptakan suatu perayaan Natal yang indah tetapi tidak keluar dari makna ? Dan bagaimana perayaan Natal di Civitas Akademika IPB sendiri, yang dikenal sebagai perayaan Natal Civa ?
Anggur Baru telah berbincang-bincang mengenai hal ini dengan mantan Ketua Panitia Natal Civa 1995 dan mantan Wakord Sie Acara Panitia Natal 1993, Jessy Christina S.B.Y Hutagalung.

Berikut petikan wawancaranya :

J : Bukan sekali setahun tetapi tiap hari dari tahun ke tahun, kapan saja di kehidupan kita.

J : Benar, awal sampai akhir hidup Yesus perlu kita teladani. Mengapa kita patut merayakan pas hari kelahiranNya itu, karena pada saat itulah pernyataan Allah bahwa Allah mengasihi manusia, bukan hanya perkataan tetapi Allah bertindak dengan memberikan AnakNya yang tunggal kepada dunia.

J : Yesus lahir di palungan merupakan keistimewaan tertentu. Allah mau menunjukkan bahwa Tuhan kita bukan Tuhan yang mau menonjolkan kekuasaanNya. Bisa saja Ia minta lahir di istana, tetapi yang mau Tuhan tunjukkan adalah kasih yang nyata (Red. Solider pada orang buangan, dan kaum miskin).

J : Aku juga berpikir mengapa saat Paskah tidak ada kue Paskah, padahal sama-sama merupakan sukacita. Kupikir wajar saja, aku pun merasakan suasana Natal demikian. Tetapi hati-hati karena kadang kita terpengaruh dan hilanglah makna Natal sebenarnya. Sebelum aku mengenal Kristus dengan benar, aku merasa Natal merupakan saat aku punya baju baru, uang, dll. Tetapi ketika aku mengenal lebih dekat, aku sadar tidak perlu barang-barang demikian. Natal adalah sukacita. Perlu kita me-review lagi kenapa Dia datang. Sekarang ini aku lebih suka merayakan Natal dengan merenung sendiri di kamar, karena aku akan benar mengerti kasihNya.

J : Kupikir, keluarga Kristen pada bulan Desember pengeluaran rumah tangganya pasti lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya, karena harus kirim parcel kartu Natal, buat Kue, dsb. Semua ini tak terpisahkan dari masyarakat. Kita masing-masing tetaplah waspada dan lebih merenungi arti kedatanganNya.

AB : Jadi perayaan yang bagaimana yang kita lakukan tanpa keluar dari maknanya ?

J : Yesus datang dengan penuh kesederhanaaNya untuk memberi hidup kepada manusia. Nah .. bagiku Natal adalah untuk memberi, misalkan mengundang orang- orang yang tinggal di jalanan untuk makan, merayakan sukacita Natal bersama. Tida apa-apa beli baju, tapi tidak perlu mewah. Tuhan datang bukan untuk kemewahan. Misalkan ada perayaan yang ingin mengundang arti-artis untuk memeriahkan, kalau artis tersebut menuntut terlalu banyak dan kita tidak sanggup, ya tak perlu ngotot. Kita bisa buat perayaan yang lebih baik yang tidak kalah maknanya tanpa kehadiran artis tersebut. Tetapi kalau artis tersebut datang dengan sukarela karena kita mahasiswa, ya tak apa-apa. Pokoknya jangan melewati batas kemampuan, khususnya keuangan kita. Demikian juga dengan perayaan-perayaan di gereja.

J : Itulah, karena kita tidak menghidupkan suasana Natal di hari-hari selanjutnya. Ya.... seperti itu tadi, terpikat dengan suasana Natal, dengan kaset-kaset Natal membuat kita menjadi baik. Setelah suasana itu tidak ada, kita tak seperti itu lagi. Hati-hati karena kita bergantung pada keadaannya, suasananya yang membuat kita damai, bukan kasih Tuhan.

J : Tujuan Natal Civa adalah menciptakan persekutuan antara seluruh civitas akademika IPB (mahasiswa, dosen, dan staf) yang mengenal Kristus, tidak pandang Protestan atau Katolik. Mengingatkan kembali bahwa Allah hadir dan mau menyelamatkan manusia dan mendorong kita melakukan yang lebih lagi, khususnya mahasiswa, seperti kasih Allah. Aku berharap pada saat Natal kita berinteraksi dengan lingkungan luar. Misal mahasiswa di luar IPB atau masyarakat di luar kampus.

J : Waah .... ini mengevaluasinya susah nih !. Tidak bisa dibilang tercapai secara sempurna. Banyak yang sudah dikerjakan dan diusahakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Setiap Panitia yang bekerja untuk perayaan Natal kupikir telah melakukan pekerjaan yang baik.

J : Kita berdua bisa bekerja sama karena kesamaan dalam mengenal Kristus. Pada awalnya memang susah, khususnya saat melobi orang-orang untuk menjadi Panitia, terlihat ada keganjilan dan terkotak-kotak, Katolik di sini, Kristen di sana, kayaknya mau tempur. Dan juga saat pengkoordinasian, rasanya sama-sama saling tidak nyambung. Kerja sama bisa terjalin dengan saling terbuka, misalnya apa yang kamu mengerti tentang pelayanan, dan apa yang saya mengerti, itu diungkapkan. Dalam hal acara, kita sudah punya kesepakatan, kalau ketua Panitianya dipegang oleh mahasiswa Katolik, maka liturgi acaranya dibuat secara Katolik dan sebaliknya. Tetapi dalam hal khotbah, aku yakin punya arahan yang sama ke makna Natal, karena yang disampaikan dalam khotbah adalah perenungan, bukan doktrin. Pokoknya kerjasama bisa terjalin dengan tidak menonjolkan perbedaan antara kita berdua.Perbedaan - perbedaan yang ada bukan untuk memisahkan. Kita saling menghormati perbedaan dan perbedaan itu justru saling melengkapi. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari mahasiswa Katolik. Mereka kompak, solid, mereka bisa cari peluang-peluang untuk menghasilkan dana, mereka satu untuk melakukan segalanya, tidak seperti PMK yang kesannya terkotak-kotak dalam komisi yang ada dan masing-masing hanya memikirkan untuk komisinya saja. Jam terbang pelayanan mereka tinggi, sehingga susah sekali menentukan waktu pertemuan.

J : Semua seksi sibuk, tetapi memang yang lebih menonjol adalah seksi dana dan acara, karena seksi acara mengendalikan keseluruhan acara sedang seksi dana berusaha mencukupkan kebutuhan perayaan Natal. Seksi perlengkapan juga sibuk menentukan tempat, cari perlengkapan Natal dan sebagainya.

J : Dukanya di bidang dana dan acara. Aku yakin seksi acara sudah bekerja sebaik mungkin, cuma aku kecewa pengaturan acara tahun kemarin yang agak kacau balau dan acara jadi agak kehilangan sedikit makna. Dukanya lagi, pada saat rapat banyak yang tidak datang. Sebenarnya panitia yang tercantum dalam proposal itu banyak, tetapi yang bekerja hanya itu-itu saja. Terus dukanya lagi, aku dihadapkan pada banyak permasalahan dan aku sendiri di Kost. Kalau sukanya, aku suka jadi Ketua dan maju ke depan, ha ... ha ... ha .... Suka yang paling kurasakan adalah aku mendapatkan banyak berkat, aku dibentuk oleh Tuhan, aku meraskan seperti inilah jadi Ketua. Banyak kekurangan yang ada justru membuat aku belajar untuk menjadi ketua yang lebih baik di kesempatan lain.

J : Buatlah perayaan Natal yang lebih menyentuh, lebih sederhana dan lebih punya makna. Sederhana artinya tidak mengeluarkan banyak dana, lebih punya makna, terkadang perayaan menjadi sorotan utama, bukan kebaktiannya. Satu lagi pesannya, perhatikan Ketua Panitianya dooong ! Ini bukan hanya ketua Panitia Natal Civa, tetapi ketua dan panitia lainnya. Sebenarnya mereka butuh orang yang memperhatikan. Bukan hanya dituntut kerja. Ini membuat mereka agak-agak frustasi, di saat pekerjaan mereka banyak, mereka butuh penghiburan dari orang lain.

J : Selamat Natal.

Kembali ke Daftar Isi


Seputar Retreat PMK 1997

Hai teman-teman !.

Udah pada tau khan, bentar lagi kita mo ngadain retreat 1997 ? Rencananya sih, mo diadain habis ujian akhir sekitar tanggal 18-20 Januari 1997 di Wisma Maranatha Ciawi. So, jangan buru-buru pulang yach !

Retreat ini bukan hanya untuk angkatan 33 saja, tapi selain angkatan 33 yang mau ikutan juga boleh lho ! Temanya : "Kristus dan Allah", tujuannya supaya kita bisa semakin mengenal Kristus dan bertumbuh di dalam pengenalan yang benar akan Dia.

Acaranya ada quiz, ceramah, pengenalan PMK, pengenalan Komisi, pemilihan ladang, dan masih banyak lagi. Berhubung kita-kita masih mahasiswa, yah tau sendiri khan ? Nabung deh mulai dari kemaren, eh sekarang deng. Terus, untuk dari dana kita mau jualan baju-baju bekas dan koran bekas. Bagi yang punya baju- baju bekas yang masih layak dipakai, kumpulin aja ke markasnya di Riau 33, TS 1, Bangka 11, Pdk Boni, Perwira 12 dan Regina.

Yang mau ikutan buruan daftar ke Hendri Sasmita A'31 (telp. 0251 - 312162),David TPG '32 (Perwira 10, 0251 - 621729), dan Andra TPG '32 (Joglo, 0251 - 621109). Sedangkan angkatan 33 boleh deh langsung daftar ke asisten masing-masing.

Kembali ke Daftar Isi


Berita Perpustakaan

Masih dibuka pendaftaran perpustakaan ! Untuk menjadi anggota dapat menghubungi saudara Heru Mulyanto (0251 - 329143) dengan mengisi formulir pendaftaran dan bersedia membayar uang pangkal sebesar Rp. 2.000,00

Kembali ke Daftar Isi


Humor

PEMBUNUH ISTRI

Suatu hari Dono di sidang oleh pengadilan "FBI" karena dituduh sebagai saksi kematian ketiga istrinya.

PERCAKAPAN DI SIANG HARI

Kembali ke Daftar Isi


Resensi Buku

Amanat Natal : Meneduhkan jiwa, membawa damai sejahtera, menyembuhkan luka.
Judul : SELAMAT NATAL, 33 Renungan Natal
Pengarang : Dr. Andar Ismail.
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Tebal : 107 halaman
Tahun : 1996

Kita mungkin sudah hafal betul kisah kelahiran Yesus, dari pertama kali malaikat Tuhan memberitahukan kepada Maria bahwa ia akan mengandung seorang Anak ALLAH sampai anak tersebut lahir. Tentu saja, karena sejak kita duduk di sekolah minggu kita sudah mengetahuinya, apalagi bagi yang sering ikut berpartisipasi dalam drama Natal.

Tetapi tidak berlebihan kiranya, jika dikatakan betapa kita akan lebih memahami makna peristiwa 2000 tahun yang lalu, setelah membaca "Selamat Natal" karya Andar Ismail, seorang pendeta GKI Samanhudi dan Dekan Pasca Sarjana STT Jakarta. Selamat Natal adalah karya Andar Ismail yang kesekian kalinya yang menjadi "best seller" di Indonesia. Penulis dikenal sebagai penulis buku rohani dalam bahasa populer yang lugas, segar dan plastis penyampaiannya.

Pernahkah kita berpikir bahwa merayakan natal itu berbahaya dan penuh resiko ? Atau pernahkah anda menyanyikan lagu "Malam Kudus, sunyi senyap ...." tapi hati kita tidak sunyi senyap, malah hiruk pikuk dan hingar bingar karena memikirkan rupa-rupa hal yang harus dipersiapkan untuk perayaan Natal ? Natal banyak bahayanya, karena kita mudah terperosok dan mengaburkan makna Natal yang sesungguhnya. Tempat tidur adalah tempat pertama didarati manusia setibanya di dunia, tempat yang wajar. Namun tidak semua kelahiran terjadi di tempat yang wajar, ada yang terjadi saat perang, di kereta api, di perahu, dll. Kelahiran Yesus pun terjadi di tempat yang tidak begitu wajar, di palungan. Palungan tersebut bukanlah palungan tiruan yang kita kenal dalam sandiwara natal. Palungan adalah tempat makanan lembu yang di dalamnya ada sisa-sisa bubur bedak bercampur rumput. Becek, kotor, bau, berlalat, dll. Palungan adalah isyarat Yesus bahwa Ia solider dengan mereka yang terpaksa lahir di tempat yang tidak wajar, di gubug atau di tempat-tempat reyot di desa atau di kota yang miskin. Solidaritas Yesus juga ditunjukkan kepada orang-orang yang sering tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat, seperti, pelacur, pemungut cukai, orang kusta, orang lumpuh, orang miskin, dll.

Penulis mengungkapkan dengan penuh imajinasi situasi menjelang Yesus lahir, semua yang berperan saat itu seperti tempat, benda, hewan, dan tokoh-tokoh seperti bintang Betlehem, keledai, malaikat, para gembala Efrata, orang Majus dari timur yang dibahas dengan baik, sederhana, dan memikat.

Dengan kejenakaan pula, penulis menulis renungan "kalau sekarang Yesus lahir di Jakarta", Lukas 2 : 1 - 20 versi Jakarta. Penulis mengajak kita membayangkan bagaimana konteks zaman dan tempat kelahiran Yesus terjadi pada masa kini di kota Jakarta dan kemudian menempatkan dan mencari permasalahannya dengan ketajaman analisa. Penulis juga mengandai dalam "Andaikata Yesus jadi Gubernur DKI" dalam bentuk wawancara Yesus sebagai gubernur DKI dengan seorang wartawan. Sebagian dari ucapan Yesus tersebut diangkat dalam ayat-ayat Alkitab dan dengan maksud merangsang pembaca mengerti maksud Allah dihubungkan dengan situasi Indonesia khususnya Jakarta saat ini.

Selamat membaca dan bagi-bagi berkatnya !

(Redaksi AB)

Kembali ke Daftar Isi


PERHATIAN !

Anda dapat mengambil bagian dalam pembiayaan pembuatan Anggur Baru
dengan mengirim bantuan ke rekening AB, dengan nomor,. silakan klik di sini


Dibuat dengan menggunakan Netscape Navigator Gold Versi 3.0
Dipersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan PMK-IPB
oleh Adhie la yaw !