Sejarah berdirinya Punguan Pasaribu dohot Boruna (PPDB)
Jakarta Raya dan Sekitarnya


Kilas-balik tentang "Patota Punguan"

Lahir dan berdirinya Punguan Pasaribu dohot Boruna Jakarta Raya, didahului oleh kekerabatan yang telah mendarah daging pada Punguan BORBOR Marsada, Namun pada saat yang bersamaan sesungguhnyalah bahwa marga lain didalam naungan Borbor Marsada telah membentuk dan mendirikan Punguan sendiri.
Seperti: Manik dohot Boruna, Matondang dohot Boruna, Parapat dohot Boruna, Dll.

Diakui bahwa Borbor Marsada telah banyak berbuat untuk seluruh keluarga yang bergabung dalam keluarga besar Borbor, terutama yang diurus dan dihalojahon ni Pasaribu :

  1. St. O.F. Pasaribu, Jl.Setia Kawan - Roxy
  2. H. Pasaribu Jl. Gereja - Cilandak
  3. Mangara Sindar Pasaribu, Ragunan - Jaksel.

Juga para orang tua lainnya yang telah banyak berkorban dan berbuat untuk warga Borbor Marsada, walaupun nama-namanya tidak disebutkan disini secara satu-persatu namun mereka adalah Pionir dan pendekar-pendekar Adat Sejati.

Sebagai jalan pembuka kearah realisasi pembentukan Punguan Pasaribu dohot Boruna maka pada bulan Maret 1962 telah diadakan Rapat keluarga Pasaribu dohot Boruna dirumah Keluarga Abidan Pasaribu (Alm.) Jl. Palbatu - Menteng dengan membentuk pengurus sebagai pendiri Punguan Pasaribu dohot Boruna Jakarta Raya, dengan susunan sbb:


Rapat selanjutnya dilaksanakan dirumah kel.Bakhtiar Pasaribu dengan keputusan rapat sbb:

  1. Pengesahan pengurus
  2. Kesepakatan untuk penyelenggaraan Pesta Partangiangan Bona Taon Pasaribu dohot Boruna pada bulan April 1963, bertempat di rumah Kel. Adinegoro Pasaribu Jl. kalilio - Senen, Jakarta Pusat.

Kegiatan pesta berlangsung dengan baik dalam suasana keakraban penuh tawa ria dan berjalan dengan lancar.
Berkat Holong diantara anggota maka kelangsungan dan eksistensi Punguan Pasaribu dohot Boruna tetap bertahan. Keluarga besar Pasaribu dohot Boruna kemudian telah merasakan pengelolaan kesatuan marga pada kepengurusan berikutnya.

Para Ketua Umum Pasaribu berikutnya adalah :

  1. Drs. Mangatas Pasaribu - Tirtayasa
  2. Drs. E.H. Pasaribu - Otista
  3. St. R.S. Pasaribu BA. - Rempoa
  4. Dr. Bonggas Pasaribu - Pondok Labu
  5. Drs. Sahala H. Pasaribu - Seroja
  6. Ir. Manumpak Pasaribu - Tanjung Duren
  7. Drs. John Biedel Pasaribu - Pluit
  8. Drs. Roosevelt M. Pasaribu - Rawamangun

Marga menyadari bahwa pengembangan jumlah anggota serta kompleksitas pengelolaan sosial Adat memerlukan pedoman maka dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga pertama kali tahun 1969 dan selanjutnya dibentuk Panitia Lima pada tahun 1987 untuk menyesuaikan AD dan ART agar sejalan dengan kebutuhan PPDB - Jabotabek.

Seperti Pepatah yang mengatakan :
Tidak ada gading yang tidak retak, Tidak ada hasil kerja seperti AD dan ART ini sempurna, kadangkala yang perlu ditekankan adalah bagaiman setiap anggota mencintai marganya dan kasih (HOlong) itu akan kembali kepadanya seperti Umpama Batak yang mengatakan: "Sisoli-soli do Uhum, siadapari do gogo" nasinuan ido gotilon.
Tentu saja pemberian dan penerimaan akan terlaksana dengan kadar yang bervariasi. Tanpa ragu-ragu kita mengatakan bahwa pada dasarnya semua anggota PPDB Jabotabek adalah emas-24 karat.
Tentu saja Parsadaan tidaklah jaminan untuk mencapai Motto Orang Batak yaitu : Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon (3H) setidak-tidaknya PPDB sebagai organisasi sosial marga telah menyediakan salah satu Sarana dalam prinsip Sepenanggungan dan Seperasaan, darimana akan tercipta Suka-cita bersama.
Kita boleh bersehati berdoa memohon kepada Allah Bapa di surga agar PPDB diberi Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon.

HORAS!!!

Napuran tano-tano rangging marsiranggongan
Tungpe dagingta padao-dao, Tondinta ma marsigomgoman.


https://members.tripod.com/~Pasaribu/
pasaribu@usa.net